Text
Intellectual Capital
Sejak tahun 1990-an, perhatian terhadap praktik pengelolaan aset tidak berwujud (intangible assest) telah meningkat secara dramatis Salah satu pendekatan yang digunakan dalam penilaian dan pengukuran intangible assest tersebut adalah intellectual capital (IC) yang telah menjadi fokus perhatian dalam berbagai bidang, baik manajemen, teknologi informasi, sosiologi, maupun akuntansi
Munculnya "new economy, yang secara prinsip didorong oleh perkembangan teknologi informasi dan ilmu pengetahuan, juga telah memicu tumbuhnya minat dalam intellectual capital (Petty dan Guthrie, 2000, Bontis, 2001) Salah satu area yang menarik perhatian baik akademisi maupun praktisi adalah yang terkait dengan kegunaan IC sebagai salah satu instrumen untuk
menentukan nilai perusahaan (Edvinsson dan Malone, 1997, Sveiby, 2001)Selama ini, pembedaan antara intangible assets dan IC telah disamarkan ke dalam pengertian intangible yang keduanya dirujuk pada istilah goodwill (APB, 1970, ASB, 1997, IASB, 2004) Hal ini dapat ditelusuri pada awal tahun 1980-an ketika catatan dan pemahaman umum tentang nilai intangible, biasanya diberi nama goodwill, mulai tampak dalam praktik bisnis dan akuntansi (IFA, 1998)
Di Indonesia, kajian tentang intellectual capital masih cukup langka. Kalaupun ada, baru sekedar sebuah wacana dalam paper-paper lepas. Buku ini membahas tentang kerangka konseptual, teori yang mendukung, komponen, kinerja, dan sebagainya dalam lingkaran tema intellectual capital. Buku ini juga menyajikan suatu komparasi antara intellectual capital dan balanced scorecard dalam hal strategi, organisasi, manajemen, dan indikator-indikator. Selain itu, buku ini dilengkapi dengan kajian empiris tentang tema intellectual capital, baik kajian yang dilakukan dengan konteks perusahaan asing maupun yang mengambil sampel perusahaan di Indonesia.
INCAP-001 | 657 ULU i C1 | My Library (600) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain